BONUS DEMOGRAFI, PELUANG ATAU ANCAMAN?

Selasa, 03 Desember 2019 - 10:18:10 WIB
Dibaca: 1444 kali

Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif. Adanya bonus demografi akan sangat menguntungkan Indonesia apabila bisa diposisikan sebagaimana porsinya. Serta akan menjadi ancaman apabila tidak dipersiapkan dengan matang, baik dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) maupun beberapa aspek lainnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya kemudian menyelenggarakan Education Conference sebagai salah satu kontribusi mahasiswa bagi Indonesia. Diawali dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), 41 tim dari berbagai Perguruan Tinggi se-Indonesia mengirimkan karya tulis terbaik mereka. Setelah proses seleksi, diperoleh 12 tim yang maju dibabak Final. “Untuk karya tulis ini ada subtema yang menjadi bidang penyokong bonus demografi ini,” terang Agus Supriyanto, Presiden BEM UNTAG Surabaya. Lima subtema meliputi bidang Sosial Budaya, bidang Ekonomi Kreatif, bidang Pendidikan Karakter, bidang Teknologi dan bidang Lingkungan.

Mengusung tema “Peran Generasi Milenial dalam Mewujudkan SDM Unggul dan Berkarakter menuju Indonesia Emas pada Tahun 2045”, ke dua belas Karya Tulis Ilmiah itu kemudian diubah menjadi policy brief dengan harapan mampu menjadi alternatif pilihan kebijakan bagi policy maker. “Output lainnya paper ini akan diprosiding ilmiah mahasiswa yang akan dipunyai oleh LPPM UNTAG Surabaya.” Tambah Agus.

Puncak kegiatan Education Conference ini ada pada Seminar Nasional yang terselenggara pada Rabu (27/11) lalu. Dalam seminar yang bertempat di Gedung Graha Wiyata lantai 9 UNTAG Surabaya. BEM UNTAG Surabaya menghadirkan 3 narasumber sekaligus: Hardly Stefano F.P (Komisioner KPI Pusat), Kusnadi, SH., M.Hum (Ketua DPRD Jatim) dan Dr. Ir. Jamhadi, MBA (Direktur KADIN Institute dan tim ahli KADIN JATIM).

 “Acara ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran yang tertuang dan mampu diberikan kepada stakeholder terkait,” tutur Agus. Dari segi internal sendiri ia berharap adanya LKTIN mampu memotivasi mahasiswa terutama mahasiswa UNTAG Surabaya untuk turut lebih aktif lagi dibidang penulisan. (ua)

Links